MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN SISTEM PERILAKU
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan
kebudayaan manusia yang dinamis
dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan
adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya
kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu
terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan
masyarakat modern.
Anak-anak
usia sekolah dasar atau periode anak usia tengah, umumnya berada dalam proses
perkembangan yang berlangsung dengan cepat dalam aspek fisik, emosional,
intelektual dan sosial. Dalam tahap perkembangan tersebut, tak jarang anak
mengalami hambatan atau bahkan melakukan perilaku yang keliru yang dapat
merugikan mereka, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Perilaku yang
dicerminkan dapat berupa perilaku yang positif dan perilaku yang negatif, salah
satunya yaitu berupa perilaku kenakalan. Kenakalan pada anak dimaknai sebagai
suatu bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma–norma yang hidup di tengah
masyarakat. Pada umumnya, kenakalan merupakan produk konstitusi defektif dari
mental dan emosi, yaitu mental dan emosi anak yang belum matang (labil) dan
rusak (defektif) sebagai akibat proses pengondisian oleh lingkungan yang buruk
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Seluruh aktivitas
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru bermuara pada terjadinya
proses belajar siswa. Dalam hal ini model-model pembelajaran yang dipilih dan
dikembangkan guru hendaknya dapat mendorong siswa untuk belajar dengan mendaya
gunakan potensi yang mereka miliki secara optimal. Model-model pembelajaran
dikembangakan utamanya beranjak dari adanya perbedaan berkaitan dengan berbagai
karakteristik siswa. Karena siswa memiliki berbagai Karakteristik kepribadian,
kebiasaan-kebiasaan, modalitas belajar yang bervariasi antara individu satu
dengan yang lain, maka model pembelajaran guru juga harus selayaknya tidak
terpaku hanya pada model tertentu, akan tetapi harus bervariasi.
Dasar
teoritik dari kelompok model pembelajaran ini ialah teori-teori belajar
Behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk
mengurutkan tugas-tugas belajar dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).
Model ini dikenal juga sebagai model modifikasi prilaku atau “Behavioral
Modifications” . Semua model pembelajaran ini bersumber dari kerangka teori
behavioral. Istilah-istolah lain yang sejenis dan dipergunakan adalah teori
belajar, teori belajar sosial, modifikasi prilaku, dan terafi prilaku. Kelompok
model ini lebih menekankan pada asfek perubahan prilaku psikologis dan prilaku
yang tidak ddapat diamati. Model-model prilaku mempunyai penerapan yang cukup
luas dan diarahkan kepada bermacam-macam tujuan pendidikan, latihan prilaku
antar pribadi, dan terapi. Berdasarkan pada pengendalian stimulus dan
penguatan, model-model behavior (prilaku) dan kondisi-kondisi antara, baik
secara idividual maupun secara kelompok, telah banyak penelitian yang dilakuan untuk
mengkaji model-model ini.
Salah satu dari karakteristik umum pada model pembelajaran prilaku, adalah
dalam prihal penjabaran yang harus dipelajari peserta didik, yaitu penjabaran
tugas-tugas yang harus dipelajari menjadi serangkaian prilaku dalam bentuk yang
lebih kecil dan berurutan.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui Pengertian model pembelajaran sistem perilaku
2. Untuk
mengetahui sejarah perkembangan model pembelajran kelompok sistem perilaku
3. Untuk
mengetahui teori model belajar kelompok sistem perilaku
4. Untuk
Mengetahui pengertian model pembelajaran intruksi langsung
5. Untuk
Mengetahui kekurangan dan kelebihan model pembelajaran intruksi langsung.
6. Untuk
Mengetahui sintak model pembelajaran intruksi langsung
7. Untuk
Mengetahui sistem pendukung model pembelajaran intruksi langsung
8. Untuk Mengetahui perinsip perinsip reaksi
model pembelajaran intruksi langsung.
9. Untuk
Mengetahui sistem sosial model
pembelajaran intruksi langsung
10. Untuk
Mengetahui model pembelajaran intruksi langsung
BAB II
LITELATUR
2.1 Kajian Teoritik
2.1.1 Pengertian
model pengawasan laku
menurut kemp dalam ( Sundari, 2015: 108),
model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan
motivasibelajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berpikir kritis,
memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih.
Model pembelajaran berisi strategi-strategi pilihan guru untuk tujuan-tujuan
tertentu di kelas. Sementara,strategi merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajarantercapai
secara efektif dan efisien.
Menurut
pargito & wahyuni (2016 : 33),
Pemakaian model pembelajaran dalam proses belajar mengajar membangkitkan
kemajuan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Oleh karena itu
dengan penggunakan model pembelajaran diharapkan akan adanya perubahan suasana
belajar menjadi lebih bervariasi dan aktif yang tentunya diharapkan akan dapat
berpengaruh terhadap pemahaman siswa dalam menerima materi-materi yang
disampaikan oleh guru. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat
interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang
dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan
lingkungan. Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode,
dan pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik tuuan, peserta didik,
materi, dan sumber daya. Sehingga diperlukan strategi yang tepat dan efektif.
Untuk menjalankan paradigma pembelajaran harus digunakanlah model-model pembelajaran
yang dipakai dalam proses belajar mengajar.
Menurut
Nisrima & Hayati (2016 : 193 ), Perilaku adalah tanggapan atau reaksi
individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Dari pandangan biologis Perilaku
merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan.
.
Menurut sundari
(2015 :112), Model pembelajaran
modifikasi tingkah laku telah mengembangkan sistemn yang efisien dalam upayan
penyusunan aktivitas-aktivitas belajar dan membentuk perilaku melalui
manipulasi penguatan.
Menurut gecer dalam (Ulug &
Ozden , 2011 : 739), For
a teacher, being able to interact with the student and display positive
behavior such as asking questions, understanding their thoughts, showing
interest and appreciation increases the students’ motivation and success. While
working towards providing students at a certain development level information,
experience and behavior on a certain topic, teachers become role models for
students by way of their own behavior and attitude. Positive attitudes lead to
success while negative attitudes lead to failure and as a result success can
lead to positive ego attitudes while failure leads to negative ego attitudes.
For example, if the teacher engages in belittling comments owards a student due
to his/her failure, the negative effects of this will be inevitable
Menurut
gecer dalam (Ulug
& Ozden, 2011 : 739), Untuk
seorang guru, mampu berinteraksi dengan siswa dan menampilkan perilaku positif
seperti mengajukan pertanyaan, memahami pikiran mereka, menunjukkan minat dan
penghargaan meningkatkan motivasi dan kesuksesan siswa. Sambil bekerja untuk
memberikan siswa pada tingkat perkembangan informasi, pengalaman dan perilaku
tertentu suatu topik tertentu, guru menjadi teladan bagi siswa dengan cara
perilaku dan sikap mereka sendiri. Positif Sikap mengarah pada kesuksesan
sementara sikap negatif mengarah pada kegagalan dan sebagai hasilnya kesuksesan
dapat mengarah pada ego positif Sikap sementara kegagalan mengarah pada sikap
ego negatif. Misalnya, jika guru terlibat dalam komentar yang meremehkan
terhadap seorang siswa karena kegagalannya, efek negatif ini akan menjadi tidak terhindarkan.
terhadap seorang siswa karena kegagalannya, efek negatif ini akan menjadi tidak terhindarkan.
2.1.2 sejarah
perkembangan model pembelajran kelompok sistem perilaku
Menurut joice &
weil dalam (himawan, 2018 : 11-12), model pembelajaran kelompok sistem perilaku
berawal dari eksperimen mentasi conditioning klasik, tentang penghrgaan
pembelajaran, yang menerapkan perisip pavlov untuk gangguan pisikologis
manusia. Dalam 40 tahun terakhir, teori perilaku telah dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan dan perilaku manusia dengan penghambatan timbal balik. Pada akhir
1950─an para pendidik mulai bekerja di sekolah dengan menerapkan perinsip
perilaku, terutama dalam manejemen kontingensi dan materi pembelajaran terprogram.
Baberapa tipe peserta didik model pembelajaran tersebut telah sukses besar.
Misalnya, beberapa peserta didik yang sebelumnya tidak membuat kemajuan dalam
pengembangan bahasa dan pembelajaran sosial sekarang dpat dilatih dan
seringkali bisa bergaul dengan individu laian secara normal.
Selama 30 tahun terakhir, sejumlah besar penelitian
telah menunjukan keefektifan model pembelajaran kelompok perilaku dalam
mengatasi berbagai macam masalah belajar, mulai drai fobia terhadap mata
pelajaran seperti matematika, keterampilan sosial, masalah perilak, dan
kecemasan tes. Penelitian ini juga menunjukan bahwa peosedur ini dapat
digunakan secara efektif dalam pengaturan kelompok dan oleh orang awam. Kami
percaya bahwa teori perilakiu saat ini menawarkan serangkaian model yang sangat
berguana bagi guru, perencanaan kurikumlum, dan penyusunsna materi pembelajaran
(himawan : 12).
Menurut
joice & weil dalam (himawan, 2018 : 12), Istilah seperti teori
pembelajaran, teori pembelajran sosial, modifikasi perilaku, dan terapi perilaku
telah lama digunakan oleh berbagai ahli dibidang ini untuk merujuk pada model
pembelajaran kelompok perilaku. Karena setiap istilah umumnya berkaitan dengan
satu bentuk teori dasar tertentu, dalam hal ini menggunakan teori perilaku
istilah yang lebih netral untuk mencakup prosedur yang di analisis dari
perinsip operan dan penilaian.
2.1.3 teori model
belajar kelompok sistem perilaku
Menurut
joice & weil dalam (himawan, 2018 : 13), Teori perilaku berkonsentrasi pada
perilaku yang dapat diamati dan mengambil pandangan yang optimis. Dengan
kondisi dan waktu yang tepat, tujuan dalam belajar (dan tidak belajar) dapat
tercapai dengan baik. Intinya, stimulus membangkitkan perilaku (respon) yang
menghasilkan konsekuensi. Timbal balik konsekuensi negatif akan membuat kecil
kemungkinanya bahwa tingka laku akan muncul, para teoritikus perilaku percaya
bahwa tanggapan internal (seperti rasa takut akan kegaglan), yang menengahi
tanggapan yang dapat diamati (seperti menghindari bahaya yang membangkitkan
rasa takut akan kegagalan) dapat diubah.
Menurut willems dalam (zerz
eva, 2008 :265), novel approach to systems and control theory, called the
behavioral approach. Now, two decades later, many researchers, both applied
mathematicians and theoretically inclined engineers, have taken up his ideas
and have formed a lively community devoted to advancing and extending
behavioral systems theory.
Menurut willems dalam (zerz eva, 2008 :
265), pendekatan baru untuk sistem
dan teori kontrol, disebut pendekatan perilaku. Sekarang, dua dekade kemudian,
banyak peneliti, baik yang diaplikasikan matematikawan maupun insinyur yang
cenderung teoritis, telah mengambil ide-idenya dan telah membentuk komunitas
yang hidup yang ditujukan untuk maju dan memperluas teori sistem perilaku.
Menurut joice & weil dalam (himawan,
2018 : 14 ), Meskipun perinsip behavioris telah digunakan untuk merancang
pembelajaran, seperti sumulasi, yang telah digunakan oleh sejumlah besar
peserta didik, karangka acuan behavioris cenderung mengarah pada diskrit,
konkret, dan individual. Dua rangkaian yang serupa secara eksternal tidak harus
diljajutkan dari rangkaian asli yang sama (satu orang yang mungkin ramah secra
lahiriahkarena keramahan menarik orang sementara orang lain mungkin berperilaku
serupa, namun untuk menghindari dijauhi atau diabikan. Sebaliknya, tidak ada
dua orang yang akan merespon stimulus
yang sama dengan cara yang yang persis sama. Akibatnya, prosedur untuk
mendorong perilaku baru melibtkan penetapan tujuan perilaku individual yang
spesifik. Hal ini tidak berarti bahwa pelatihan kelompok tidak mungkin
dilakukan. Hal ini berarti bahwa tujuan setiap peserta didik mungkin berbeda
dan bahwa proses pelatihan perlu disesuaikan secara individual dalam hal
konten.
Menurut taber dkk dalam (himawan, 2018
: 15), Gagasan kunci dalam teori perilaku didasarkan pada paradigma responsif
pengulangan stimulus di mana perilaku menusia dianggap berada dibawah kendali
lingkungan eksternal. Stimulus adalah “kondisi, peristiwa atau perubahan
lingkungan individu yang menghasilkan perubahan perilaku”. Menurut joice &
weil dalam himawan ( 2018 : 15), Stimulus bisa berupa lisan (oral atau tulisan
) atau fisik. Respon dapat didefinisikan sebagai unit perilaku. Tanggapan
mungkin terselubung, seperti kecemasan atau ketegangan, seperti berbicara,
memukul bolah, atau menendai sebuah kertas. Perilaku kompleks terdiri dari
respon yang terdiri dari berbagai jenis tanggapan yang terkait secra fungsional
( seperti dalam pemecahan masalah pembagia yang penjang ).
Our challenge is to
align our services with the theoretical framework as it evolves. Meantime, I
expect work to emerge within the Learning Futures initiative to explore user
behaviour with students given the ongoing evolution in the use of digital
resources, ebooks and changes to the supply model. (Suzanne Enright, 2012 : 25)
Tantangan kamu adalah menyelaraskan
layanan kamu dengan kerangka teoritis saat berevolusi. Sementara itu, saya
mengharapkan pekerjaan muncul dalam inisiatif Pembelajaran Berjangka untuk
mengeksplorasi perilaku pengguna dengan siswa mengingat evolusi yang sedang
berlangsung dalam penggunaan sumber daya digital, ebooks dan perubahan pada
model pasokan. (Suzanne Enright, 2012: 25)
2.2.4 Model pembelajaran langsung
a.
Penertian
model pembelajarn langsung
Model
intruksi langsung ini didasarkan penelitian mengenai guru pada yang efektif,
model ini tetap meiliki teori yang bersumber dari kelompok model perilaku,
khususnya drai pemikiran para piskolog training dan perilaku ( joyce & weil
: 547). Pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat
dipengaruhi oleh materi yang akan diajarkan, juga mempengaruhi tujuan yang akan
dicapai dalam pengajaran tersebut dan
tingkat kemampuan peserta didik, Di samping itu pula setiap model pembelajaran
selalu memiliki tahap-tahap (sintaks) yang dilakukan oleh siswa dengan
bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain memiliki
perbedaan. Oleh karena itu guru perlu menguasa dan dapat menerapkan berbagai lmodel
pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajar yang ingin dicapai setelah
proses pembelajarn sehingga dapat tuntas
seperti yang telah ditetapkan (Djuanda & maulana : 170).
Menurut
kardi dalam (djuanda & maulana, 2015
: 170), Model Direct Intruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat
membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi
yang dapat diajarkan selangka demi selangka.pendekatan mengajar ini sering disebut
model pengajaran langsung. Apabila guru menggunakan model pengajarn langsung
ini, guru mempunyai tanggung jawah untuk mengidentifikasi tujuan pembelajarn
dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi / materi atau
keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan / mendemonstrasikan yang
dikombinasikan dengan latihan,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau
keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik. Model
pengajarn langsung ini dirancang khusus menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan penetahuan prosedural dan pengetahuan dekralatif yang
terstruktur dengan baik, yang dapt diajrkan dengan pola kegiatan yang bertahap,
selangka demi selangka (Djuanda & maulana : 171).
Menurut Wenno (2014 : 170), Direct instruction model is a
learning model that has been commonly used in teaching and proven to be
effective in improving student learning outcomes both in physics and
non-physical subjects .According to
direct instruction is a teaching model that is teacher centered, which
means that the teacher is responsible for identifying learning objectives, and
then play an active role in explaining the content or skills to students. By
this model, the teacher demonstrates knowledge or skills to students step by step.
Furthermore, students are given the opportunity to apply the concepts or skills
they learned, and the teacher gives feedback. As stated by that the advantage
of direct instructional model is when the teaching learning process occurred,
there is a communication that enables efficient exchange of information between
teachers and students. The purpose of the current study was to determine the
level of student mastery on the concept of measurement through direct
instructional model
Menurut Wenno (2014 :
170), Model
pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang telah umum digunakan dalam
pengajaran dan terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa baik
dalam mata pelajaran fisika dan non-fisik. Sesuai dengan instruksi langsung
adalah model pengajaran yang berpusat pada guru, yang berarti bahwa guru
bertanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran, dan kemudian
memainkan peran aktif dalam menjelaskan konten atau keterampilan kepada siswa.
Dengan model ini, guru menunjukkan pengetahuan atau keterampilan kepada siswa
selangkah demi selangkah. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan untuk menerapkan
konsep atau keterampilan yang mereka pelajari, dan guru memberikan umpan balik.
Sebagaimana dinyatakan oleh bahwa keuntungan dari model pembelajaran langsung
adalah ketika proses belajar mengajar terjadi, ada komunikasi yang memungkinkan
pertukaran informasi yang efisien antara guru dan siswa. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menentukan tingkat penguasaan siswa pada konsep pengukuran
melalui model pembelajaran langsung.
Menurut
gesten dalam (kim
& axelrod,
2005 : 113),
If
child-centered educational systems are revolutionary reactions to conventional
basal instruction, Direct Instruction is a radical reform of them. Instead of attacking
the philosophical underpinnings or implications of conventional instruction,
Direct Instruction focuses on improving its efficacy. Direct Instruction
advocates criticize the scattershot approach of common basal instruction, which
is geared toward the average student. Other students—those who find the
material and/or instruction too difficult or too simplistic—are largely left to
adjust or adapt as best they can. Child-centered approaches provide open-ended
engagements for students so that they can explore curricular material at their
own interest and aptitude (kim & axelrod: 113).
Menurut gesten dalam (kim & axelrod, 2005 : 113), Jika sistem pendidikan
yang berpusat pada anak bersifat revolusioner
reaksi terhadap instruksi basal konvensional, Instruksi
Langsung adalah reformasi radikal mereka.
Alih-alih menyerang fondasi filosofis atau implikasi konvensional instruksi, Instruksi Langsung berfokus pada peningkatan
kemanjurannya. Pendukung Direct Instruction mengkritik pendekatan scattershot
dari instruksi basal umum yang diarahkan pada rata-rata siswa. Siswa lain —
mereka yang menemukan materi dan / atau instruksi terlalu sulit atau terlalu
sederhana — sebagian besar dibiarkan menyesuaikan atau beradaptasi sebaik
mungkin. Pendekatan berpusat pada anak memberikan keterlibatan terbuka bagi
siswa sehingga mereka dapat mengeksplorasi materi kurikuler sesuai minat dan
bakat mereka sendiri.
Menurut brasch, dkk (dalam
Bechtolt & Blecher, 2014 :1), Direct Instruction (DI)
flashcards provide a researched based, systematic, effective form of
instruction for increasing student knowledge across many academic areas.
Employing the DI flashcard system provides the systematic instruction that has
been shown to be effective for teaching students with disabilities a wide range
of skills.
Menurut brasch, dkk dalam (Bechtolt
& Blecher, 2014: 1), Direct Instruction (DI) flashcards menyediakan bentuk
instruksi yang diteliti, sistematis, dan efektif untuk meningkatkan pengetahuan
siswa di banyak bidang akademik. Mempekerjakan sistem flashcard DI memberikan
instruksi sistematis yang telah terbukti efektif untuk mengajar siswa
penyandang cacat berbagai keterampilan.
Menurut gueen allen
(2009 : 137), direct instruction is a teaching method which teachers direct the
instruction from one lesson on the next within a fixed time period.it is
sometimes referred to as a formal lesson. direct instructions has come to have
a number of different meanings, teaching
from a type of classroom
management system to any type of structured teaching to as set of specific
steps to be followedd in teaching a lesson.
Menurut gueen (2009: 137), instruksi
langsung adalah metode pengajaran yang guru mengarahkan instruksi dari satu
pelajaran ke pelajaran berikutnya dalam periode waktu yang tetap. Kadang-kadang
disebut sebagai pelajaran formal. instruksi langsung telah memiliki sejumlah
arti yang berbeda, mengajar dari jenis sistem manajemen kelas untuk semua jenis
pengajaran terstruktur ke set langkah spesifik yang akan diikuti dalam
mengajarkan pelajaran.
Menurut Magliaro, dkk (2005
: 43-44), di
has been used to describe a range of instructional models used in face to-face
learning contexts—all designed to promote on-task student behavior by the
teacher’s effort to monitor and control student classroom attention and
persistence The various models have emerged from primarily behavioral
traditions; however, over time the models have reflected the prevailing
theoretical orientation to and interpretation of teacher-directed actions in a
classroom. Moreover, these models may not be entitled DI per se, but share key
components that translate very well into design features of live, as well as
technologyenhanced or technology-driven, instruction. These components are:
1.
Materials
and curriculum are broken downinto small steps and arrayed in what is assumed
to be the prerequisite order.
2.
Objectives
must be stated clearly and in terms of learner outcomes or performance.
3.
Learners
are provided with opportunities to connect their new knowledge with what they
already know.
4.
Learners
are given practice with each step or combination of steps.
5.
Learners
experience additional opportunities to practice that promote increasing
responsibility and independence (guided and/or independent; in groups and/or
alone).
6.
Feedback
is provided after each practice opportunity or set of practice opportunities.
Menurut Magliaro, dkk (2005: 43-44), di telah
digunakan untuk mendeskripsikan berbagai model pembelajaran yang digunakan
dalam konteks pembelajaran tatap muka - semuanya dirancang untuk mendukung perilaku
siswa yang dilakukan oleh guru untuk memantau dan mengendalikan perhatian kelas
siswa. dan ketekunan Berbagai model muncul dari tradisi perilaku yang terutama;
namun, lama kelamaan model tersebut mencerminkan orientasi teoritis yang
berlaku dan interpretasi tindakan yang diarahkan guru di ruang kelas. Selain
itu, model-model ini mungkin tidak berhak DI per se, tetapi berbagi komponen
kunci yang diterjemahkan sangat baik ke dalam fitur desain hidup, serta
teknologi atau didorong teknologi, instruksi. Komponen-komponen ini adalah:
1.
Bahan dan kurikulum dipecah menjadi
langkah-langkah kecil dan tersusun dalam apa yang dianggap sebagai prasyarat.
2.
Tujuan harus dinyatakan secara jelas dan dalam
hal hasil atau kinerja pembelajar.
3.
Pelajar diberikan kesempatan untuk
menghubungkan pengetahuan baru mereka dengan apa yang sudah mereka ketahui.
4.
Peserta didik diberikan latihan
dengan setiap langkah atau kombinasi langkah-langkah.
5.
Pelajar mengalami peluang tambahan
untuk berlatih yang mempromosikan peningkatan tanggung jawab dan kemandirian
(terpandu dan / atau mandiri; dalam kelompok dan / atau sendirian).
6.
Umpan balik diberikan setelah setiap
kesempatan latihan atau serangkaian peluang latihan.
b.
Tujuan
dan asumsi
Instruksi
langsung memainkan peran yang terbatas namun penting dakam program pendidkan
yang komprehensif. Kritik terhadap instruksi langsung memerintakan bahwa
pendekatan ini seharusnya tidak digunakan setiap saat, untuk semua bidang
pendidikan, atau untuk siswa. Dua tujuan untama dari instruksi langsung adalah
memaksimalkan waktu belajar siswa dan mengembangkan kemandirian dalam mencapai dan
mewujudkan tujuan pendidikan. Perilaku-perilkau guru yang tampak berhubungan
dengan perestasi siswa sesunggunya juga berhubungan dengan waktu yang dimiliki
siswa dan rating kesuksesan mereka
dalam mengerjakn tugas, yang pada giliranya juga berhubungan erat dengan
perestasi siswa ( joyce & weil : 548 - 550).
Menurut
arsyad & hamka (2015 : 59), Tujuan
utama model ini adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa.
Beberapa temuan dalam teori perilaku dihubungkan dengan waktu yang digunakan
oleh siswa dalam belajar atau mengerjakan tugas dan kecepatan siswa untuk
berhasil dalam mengerjakan tugas. Dengan demikian, model pembelajaran langsung
dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar terstruktur, dan berorientasi
akademik.
c.
Kekurangan
dan kelebihan
Menurut
sanjaya dalam (arsyad & hamka, 2015 : 60), Keunggulan pembelajarn langsung adalah guru dapat
mengontrol urutan dan keluasaan materi pembelajaran sehingga dapat mengetahui
sejauh mana siswa menguasai bahan pelajarn yang disampaikan, siswa dapat
mendengar melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran dan dapat digunakan
untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar. Menurut elistina (2016 : 150), kekurangan
model pembelajaran langsung adalah siswa kurang memahami konsep materi hanya
menerima informasi, cenderung menghafal.pembelajaran kurang menarik perhatian,
siswa cepat merasa bosan.
d. sintak.
Menurut
joyce & weil ( 2015 : 565 ), ada
beberapa sintak sebagai berikut :
1. Tahap
pertama orientasi
Guru menentukan meteri
pembelajaran, meninjau pelajaran sebelumnya, menentukan tujuan pembelajran, dan
menentukan prosedur pembelajaran
2. Tahap
kedua presentasi
Guru menjelaskan konsep
atau keterampilan baru, memberi representasi visual tugas, dan memastikan pemahaman.
3. Tahap
ketiga praktik terstruktur
Guru memimpin kelompok
kelompok melalui contoh contoh praktik dalam beberapa langkah.siswa merespon
pertanyaan.guru memberi umpan balik yang bersifat membenarkan kesalahan dan
memperkuat praktik pembenaran.
4. Tahap
keempat praktik terbimbing
Siswa melakukan semi
independen, guru memberikan pengaliran, memonitor praktik siswa, dan
memeberikan umpan balik.
5. Tahap
kelima praktik mandiri
Siswa berpraktik secara
mandiri di rumah atau dikelas. Umpan balik ditunda. Praktik mandiri berlangsung
beberapa kali selama periode yang diperpanjang.
Menurut arsyad &
hamka (2015 : 60), sintak model
pembelajaran langsung
|
Fase
|
Peran guru
|
|
Fase
I
Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan siswa
|
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, informaasi latar belakang pelajaran, mempersiapkan
siswa untuk belajar.
|
|
Fase
II
Mendemonstrasikan
pengetahuan atau keterampilan
|
Guru
mendemostrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap
demi tahap.
|
|
Fase
III
Membimbing
pelatihan
|
Guru
merencanakan dan memberikan bimbingan dan pelatihan awal.
|
|
Fase
IV
Mengecek
pemahaman dan memberikan upan balik
|
Guru
menecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik.
|
|
Fase
V
Memberi
kesempatan latihan mandiri
|
Guru
memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang baru saja
diperoleh secara mandiri.
|
Langkah-Langkah Penerapan Direct
Instruction
Menurut
Zahriani (2014 : 101),
Ada beberapa langkah yang hendaknya dipenuhi dalam
penerapan model Direct Instruction ini yaitu:
1. Persiapan (Preparation)
Keberhasilan pelaksanaan model Direct Instruction sangat
tergantung pada langkah kesiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan kesiapan adalah:
a.
Mengajak siswa keluar dari kondisi
mental yang pasif
b.
Membangkitkan motivasi dan minat
siswa untuk belajar
c.
Merangsang dan menggugah rasa
ingin tahu siswa
d.
Menciptakan suasana atau iklim
pembelajaran yang terbuka.
2. Penyajian
Penyajian yang akan disampaikan harus sesuai dengan persiapan yang
telah dilakukan, dan harus dipikirkan juga bagaimana taktik penyampaian yang
akan digunakan, agar materi yang disampaikan mudah untuk dipahami
3. Korelasi
Korelasi adalah kemampuan yang diharapkan akan muncul pada siswa yaitu
kemampuan untuk menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau
dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya
dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
4. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi yang
diajarkan. Menyimpulkan berarti memberikan suatu keyakinan pada siswa tentang
kebenaran suatu paparan
5. Mengaplikasikan (Aplication)
Pada langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang
penguasaan dan pemahaman materi oleh siswa. Teknik yang biasanya digunakan
dalam tahap ini diantaranya pertama, dengan memberikan tugas yang
relevan dengan materi yang telah diajarkan. Kedua, memberikan tes yang
sesuai dengan materi ajar yang telah diberikan.
Menurut Zahriani (2014 : 102), Model
Direct Instruction bertumpu pada prinsip-prinsip psikologi prilaku dan
teori belajar sosial, khususnya tentang pemodelan (modeling).belajar
yang dialami manusia sebagian besar diperoleh dari suatu pemodelan, yaitu
meniru prilaku dan pengalaman (keberhasilan dan kegagalan) orang lain. Sesuatu
yang dipelajari dengan perhatian yang dilakukan secara sadar dan tersimpan di
dalam memori jangka panjang akan dapat diulang kembali dengan perbuatan serupa
oleh si pengamat.
e. sistem pendukung
menurut elistina (2016 : 150),
pembelajaran langsung masih secara konvensional yaitu dominan metode ceramah
dalam penjelasan materi, siswa belajar dengan bahan ajar buku teks, mengerjakan
latihan dari lembear kerja siswa. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran
yang sesuai kompleksitas materi yang disajikan.
f. Sistem sosial
Sistem sosial dalam model intruksi
langsung ini benar-benar terstruktur. Namun demikian, terdapat
kesulitan-kesulitan untuk memastikan bahwa siswa mengetahuai apa yang harus
dipelajari dan bagai mana pembelajaranya.upaya terkonsentrasi siswa mendorong
pembelajaran (joyce & weil : 562).
g. Prinsip prinsip reaksi
Prinsip-prinsip reaksi
dipandu oleh kebutuhan untuk memberikan pengetauhan hasil, membant siswa
mengandalkan diri mereka sendiri, dan melakukan penguatan.sistem dukungan
mencakup rangkaian tugas pembelajaran, yang terkadang sama
rumitnya dengan seperangkat materi yang dikembangkan oleh tim intruksi yang
diberikan secara individual (joyce & weil : 562).
2 .2 Kajian Kritis
Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
model pembelajaran perilaku adalah kerangka
konseptual atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu
kegiatan pembelajaran sehingga tingkah laku
peserta didik berubah ke arah yang lebih baik yang didasari pada
tanggapan atau reaksi peserta didik terhadap rangsangan atau lingkungan.
a.
sejarah
perkembangan model pembelajran kelompok sistem perilaku
model beljar kelompok
sistem perilaku berawal dari eksperimen pengkondisian klasik pavlov tentang
penghargaan yang menerapkan perisip pavlov untuk gangguan pisikologis manusia.
Dalam 35 tahun terakhir, teori perilaku telah dpengaruhi oleh ilmu pengetahuan
dan perilaku manusia dengan penghambatan timbal balik. Pada akhir 1950─an para
pendidik mulai bekerja di sekolah dengan menerapkan perinsip perilaku, terutama
bentuk managemen kontigensi dan materi pembelajaran terprogram. Bagi beberapa
tipe peserta didik model pembelajaran tersebut telah sukses besar. Misalnya,
beberapa peserta didik yang sebelumnya tidak membuat kemajuan dalam
pengembangan bahasa dan pembelajaran sosial sekarng dapat dilatih dan
seringkali bisa bergaul deno9gan individu yang lain secara normal.
Istilah
seperti teori pembelajaran, teori pembelajran sosial, modifikasi perilaku, dan
terapi perilaku sudah lama digunakan oleh para ahli di bidang ini untuk merujuk
pada model pembelajaran kelompok perilaku tersebut. karena itu setiap istilah
umumnya berkaitan dengan dengan bentuk teori
dasar tertentu, dalam hal ini menggunakan teori perilaku sitilah yang lebih
netral untuk menvangkup prosedur yang di analisis dari perinsip operan dan
penilaian.
b.
Penertian
model pembelajarn langsung
Model Pembelajaran Langsung (DI) adalah pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Siswa
tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah
jadi.
c.
Kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran langsung
Kelebihan
Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan
urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus
mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. Model
pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan
mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan
cara-cara ini.
Kekurangan
Model pembelajaran
langsung berlangsung pada kemampuan siswa untuk memperoleh informasi melalui
kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa
memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya
kepada siswa. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi
perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan
pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
d.
Sintaks
1)
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
Para siswa
perlu mengetahui dengan jelas mengapa
mereka berpartisipasi dalam suatu
pelajaran tertentu, dan
mereka perlu mengetahui apa
yang harus dapat
mereka lakukan setelah selesai
berperan serta dalam
pelajaran itu. Guru mengkomunikasikan tujuan
tersebut kepada siswa-siswanya. Melalui
rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis, atau
menempelkan informasi tertulis pada papan
buletin, yang berisi
tahap-tahap dan isinya, serta
alokasi waktu yang
disediakan untuk setiap tahap. Dengan demikian siswa dapat
melihat keseluruhan alur tahap pelajaran dan hubungan antar tahap – tahap
pelajaran itu.
2)
Mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan.
Kejelasan
informasi atau presentasi
yang diberikan guru kepada siswa dapat
dicapai melalui perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran
yang baik. Dalam melakukan presentasi
guru, harus menganalisis keterampilan yang kompleks menjadi keterampilan yang lebih
sederhana dan dipresentasikan dalam
langkah-langkah kecil selangkah demi
selangkah.
3)
Menyediakan latihan terbimbing
Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung
adalah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan
terbimbing”. Keterlibatan
siswa secara aktif
dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi,
membuat belajar berlangsung
dengan lancar, dan memungkinkan
siswa menerapkan konsep/ keterampilan pada situasi yang baru.
4)
Menganalisis pemahaman dan
memberikan umpan balik
Pada
pengajaran langsung, fase
ini mirip dengan
apa yang kadang-kadang disebut
resitasi atau umpan
balik. Guru dapat menggunakan berbagai
cara untuk memberikan
umpan balik kepada siswa.
5)
Memberikan kesempatan latihan
mandiri
Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa
sebagai fase akhir pelajaran pada
pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah atau
berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan
keterampilan baru yang diperolehnya secara mandiri.
e.
Sistem Sosial
Di dalam pembelajaran langsung guru memberikan informasi secara setahap
demi setahap dan merancang kegiatan sedemikian rupa. Adanya kegiatan tanya
jawab akan memperlancar pembelajaran.
f.
Prinsip Reaksi
1.
Menjelaskan
tujuan pembelajaran.
2.
Memotivasi dan
memusatkan perhatian siswa.
3.
Mendemonstrasikan
dan menyajikan informasi setahap demi setahap.
4.
Merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal.
5.
Mengecek apakah
siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberikan umpan balik.
6.
Memberikan
latihan mandiri berupa pekerjaan rumah.
7.
Menyediakan
pengetahuan mengenai hasil-hasil.
8.
Membantu siswa
mengandalkan diri mereka sendiri.
9.
Melakukan
penguatan.
g. Sistem
Pendukung
Sistem
pendukung dalam model ini meliputi rangkaian pemberian tugas, media atau alat
peraga seperti power point, Lembar Kerja Siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
model
pembelajaran perilaku adalah kerangka konseptual atau pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang
lebih baik yang didasari pada tanggapan atau reaksi peserta didik
terhadap rangsangan atau lingkungan.
instruksi
langsung adalah model pengajaran yang berpusat pada guru, yang berarti bahwa
guru bertanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran, dan kemudian
memainkan peran aktif dalam menjelaskan konten atau keterampilan kepada siswa
Model pembelajaran langsung memiliki
lima fase yang sangat penting, yaitu fase pertama Orientasi, fase kedua Presentasi/Demonstrasi, fase ketiga Fase Latihan Terstruktur, fase
keempat Latihan Terbimbing, dan fase yang terakhir yaitu Fase Latihan Mandiri .
3.2 Saran
Penulis
menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna. Kedepannya penulis akan lebih
fkus dan details dalam menjelaskan tentang materi di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjwabkan. Untuk saran bisaa
berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dan bahasan makalah yang telah di jelaskan
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda & maulana.2015, ragam
model pembelajaran di sekolah dasar, UPI: semedang perss.
Elistina, Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan Gambar
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 5 Basi Kecamatan
Basidondo Tolitoli. Jurnal
Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9, 2014.
Gueen
allen. 2009, the block scheduling
handboox.india : corwin perss.
Hamka L &
Arsyad, Keefektifan Penerapan Model
Pembelajaran Langsung Pada Materi Sistem Gerak Di Sma Negeri 1 Donri–Donri. Jurnal
Bionature, Volume 16, Nomor 1, April 2015.
Hamka L &
Arsyad, Keefektifan Penerapan Model
Pembelajaran Langsung Pada Materi Sistem Gerak Di Sma Negeri 1 Donri–Donri. Jurnal
Bionature, Volume 16, Nomor 1, April 2015.
Himawan P & madjis et all. 2018, Model pembelajaran sistem perilaku. Yogyakarta
: Media akademi.
Joyce
B & weil. 2015, models of teaching.
Yogyakarta : pustaka pelajar.
Kim T & Axelrod, Direct Instruction: An
Educators’ Guide And A Plea For Action. Volume Number 6, Issue Number 2, 2005.
Magliaro
S. Lockee, Direct Instruction Revisited A
Key Model for Instructional Technology. ETR&D, Vol. 53, No. 4, 2005.
Nisrima
s. yunus, Hayati, Pembinaan perilaku sosial remaja penghuni yayasan islam media kasih kota
banda aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Kewarganegaraan Unsyiah, Volume 1, Nomor 1 Agustus 2016.
Sundari
hana, model-model pembelajaran dan pemefolehan bahasa Kedua/asing, Jurnal Pujangga Volume 1, Nomor 2,
Desember 2015.
Ulug
M & Ozden, The effects of teachers’
attitudes on students’ personality and
Performance. 30. 2011.
wahyuni S,
Darsono, pargito, pengembangan model
pembelajaran inquiry untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah sosial di
masyarakat. Jurnal studi sosial, vol 4, no 1 2016.
Wenno hendrik, Direct
Instruction Model to Increase Physical Science Competence of Students as One
Form of Classroom Assesment. International Journal of Evaluation and
Research in Education (IJERE) Vol.3, No.3, September
2014
Zahriani, Kontektualisasi
Direct Instruction Dalam
Pembelajaran Sains.
Lantanida Journal, Vol. 1 No. 1, 2014.
Komentar
Posting Komentar